Selasa, 16 April 2013

MODEL ASSURE


oleh : Badar Kumeira

Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino, dkk (2007) ASSURE terdiri atas enam komponen seperti rumusan kata itu sendiri. Setiap huruf mempunyai arti, yaitu :
o  Analyze Learner (menganalisis peserta belajar)
o  State Standard and Objectives (merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi)
o  Select strategies, technologi, methods, media, and materials (memilih strategi, teknologi, metode, media dan bahan ajar)
o  Utilize techn
ologi, media and materials (menggunakan Teknologi, media dan bahan ajar)
o  Require learner participation (mengembangkan peran serta peserta belajar)
o  Evaluate and Revise (menilai dan memperbaiki)

Ditinjau dari strukturnya, maka ASSURE dirumuskan berdasarkan kata kerja yang disingkat dengan nama ASSURE itu sendiri yaitu analyze, state, select, utilize, require, dan evaluate. Seluruh kata kerja ini menunjuk pada kegiatan atau pekerjaan yang harus dilakukan oleh guru untuk mengelola PBM.
Berikut ini adalah komponen dari model ASSURE :
1.    Analyze Learner (Analisis Pebelajar)

Pada disain pembelajaran, peserta belajar adalah hal terpenting. Apapun bentuk produk, model disain pembelajaran maka semua upaya diwujudkan demi kelancaran proses belajar. Dalam melakukan analisis peserta belajar ada beberapa hal yang perlu dilakukan misalnya karakteristik umum peserta belajar, kompetensi awal yang menjadi modal dasarnya, gaya belajar dari peserta belajar, aspek psikologis dari peserta belajar dan banyak lagi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
faktor kunci yang dibahas dalam analisis pembelajar adalah sebagai berikut :
a.    General characteristict ( Karakteristik Umum )
Karakteristik umum meliputi faktor-faktor usia, tingkat pendidikan, pekerjaan/posisi, kebudayaan dan sosial ekonomi. Dengan analisis pebelajar akan membantu pemulihan metode dan media pembelajaran yang sesuai. Sebagai contoh : pebelajar yang lemah dalam ketrampilan membaca, lebih tepat diberi media non cetak. Jika pebelajar kurang tertarik dengan materi yang disajikan, maka media yang tepat misalnya videotape, simulasi, atau kegiatan-kegiatan yang berbasis teknologi. Bila pebelajar pertama kali belajar suatu konsep baru, maka dibutuhkan pengalaman belajar langsung dan konkrit seperti karyawisata atau latihan bermain peran (mengacu pada kerucut peran Edgar Dale).

b.    Spesifik entri competencies (kompetensi khusus)
Sebuah komponen penting dari merancang pelajaran adalah untuk mengidentifikasi kompetensi khusus dari siswa. Kita dapat melakukan ini melalui cara-cara informal (seperti di kelas mempertanyakan) atau cara formal lebih (seperti meninjau hasil tes standar). Tes kemampuan awal merupakan penilaian yang penting dilakukan, baik secara formal maupun informal. Dengan menganalisis kemampuan yang telah dimiliki pebelajar, guru dapat memilih metode dan media yang sesuai.

c.    Learning Style (Gaya belajar)
Gaya belajar berkenaan dengan pengelompokan sifat-sifat psikologis yang menentukan bagaimana seseorang individu bisa merasakan berinteraksi dan memberikan respon secara emosional terhadap lingkungan belajar. Contoh-contohnya meliputi kecerdasan majemuk, kekuatan persepsi, kebiasaan memproses informasi, motivasi dan faktor-faktor fisiologis. Berikut ini adalah penjelasan dari contoh-contoh tersebut :

a.    Kecerdasan Majemuk
Jelas bahwa sifat-sifat tertentu dapat mempengaruhi kemampuan belajar siswa secara efektif dari berbagai macam teknologi dan media. Gardner dalam smaldino (2007) mengelompokkan sembilan aspek kecerdasan yang ia kembangkan dalam konsep kecerdasan majemuk, yaitu :
·      Verbal/ linguistik (bahasa)
·      Logis/ matematis
·      Visual/ spasial
·      Musikal/ ritmis
·      Ragawi/ kinestetik (menari/ olahraga)
·      Antar personal (memahami orang lain)
·      Intra personal (memahami diri sendiri)
·      Naturalis
·      Eksistensialis

b.    Kekuatan persepsi
Pendukung pentingnya variabel ini mengatakan bahwa sebagian besar pebelajar tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk menangkap pelajaran melalui pendengaran dan menyaksikan penjelasan verbal dari guru. Pebelajar yang agak lambat belajar cenderung menyukai pengalaman taktis atau kinestetik, sedangkan cara belajar dengan duduk dan mendengarkan sukar baginya untuk memahami pesan yang disampaikan.

c.    Kebiasaan memproses informasi
Variabel ini berkaitan dengan bagaimana kecenderungan pebelajar memproses informasi. Model Gregore dalam smaldino (2007) tentang “gaya belajar” mengemukakan 4 kategori utama pada gaya berfikir yaitu :
1.    Pebelajar kategori berurutan kongkrit
Lebih suka pengalaman langsung dan penyampaian dengan urutan yang logis. Golongan ini lebih cocok belajar dengan buku kerja, demonstrasi, pembelajaran terprogram, dll.
2.    Pebelajar kategori acak konkrit
Lebih senang pendekatan coba-coba (trial & error) dan membuat kesimpulan cepat dari pengalaman yang terjadi. Golongan ini lebih suka metode-metode seperti permainan, simulasi, discovery, dll.
3.    Pebelajar kategori berurutan abstrak
Kelompok ini terampil menyandi pesan verbal dan simbolik khususnya bila disajikan dalam urutan yang logis. Golongan ini lebih suka membaca dan menyimak.
4.    Pebelajar kelompok acak abstrak
Menunjukkan kemampuannya untuk menangkap makna dan presentasi yang disajikan, mereka cenderung merespon nada dan gaya pembicara sebaik menangkap pesannya. Golongan ini baik untuk belajar dalam diskusi kelompok , kuliah dengan tanya jawab, videotape dan televisi.

d.   Faktor-Faktor motivasional
Berbagai faktor emosionoal sangat berpengaruh pada perhatian terhadap sesuatu, berapa lama memperhatikan, seberapa jauh usaha memahami pelajaran dan bagaimana perasaan ketika ikut ambil bagian dalam kegiatan belajar. Salah satu cara yang baik untuk mendiskripsikan motivasi belajar adalah dengan menggunakan model ARCS dari keller, yang membedakan empat aspek mendasar dari motivasi yaitu :
-       Attention (Perhatian)

berkenaan dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran menarik dan
berguna untuk dipertimbangkan.
-       Relevance (Relevansi)

Berkaitan dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran berkaitan
dengan tujuannya.
-       Confidence (Kepercayaan diri)
Berkenaan dengan apakah pebelajar mengharapkan kesuksesan berdasarkan pada usahanya sendiri.
-       Satisfaction (Kepuasan)
Berkaitan dengan penghargaan yang diterima pebelajar dari pembelajaran itu.

e.    Faktor-faktor Fisiologis.
Faktor-faktor fisiologis berkaitan dengan perbedaan gender, kesehatan dan kondisi lingkungan. Faktor-faktor ini juga mempengaruhi gaya belajar siswa. Seperti perbedaan antara siswa laki-laki dan perempuan yang cenderung mempunyai cara merespon pelajaran dengan berbeda antara satu dengan lainnya.

2.    State Standard and Objectives (Merumuskan Tujuan).
Langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran sekhusus mungkin. Tujuan ini dijabarkan melalui silabus, buku teks, kurikulum atau dengan dikembangkan sendiri oleh gurunya. Suatu tujuan bukan merupakan apa yang direncanakan oleh guru dalam pembelajaran melainkan apa yang harus dicapai pebelajar dengan pembelajaran itu. Suatu tujuan merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai, bukan bagaimana tujuan itu akan dicapai.

a.    Pentingnya merumuskan Tujuan
Perumusan tujuan pembelajaran adalah salah satu elemen yang sangat penting untuk diperhatikan, hal ini berkenaan dengan begitu pentingnya fungsi tujuan dalam mendasari perumusan beberapa aspek dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut :
v Dasar untuk pemilihan strategi, teknologi dan media pembelajaran.
v Dasar untuk penilaian dalam pembelajaran.
v Dasar untuk Ekspektasi belajar siswa.

b.   Teknik ABCD
Teknik ABCD adalah merupakan teknik yang bisa digunakan dalam proses merumuskan tujuan pembelajaran dengan baik, adapun komponen-komponen dari teknik ABCD ini adalah sebagai berikut :
A  Audience (Audiensi)
Ø Instruksi yang kita ajukan harus fokus kepada apa yang harus dilakukan/ dikerjakan oleh pembelajar bukan apa yang harus dilakukan pengajar.
B  Behavior (Perilaku)
Ø Kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki pembelajar setelah melalui proses pembelajaran dan harus dapat diukur.
C  Conditions (Kondisi)
Ø Pernyataan tujuan yang meliputi kondisi dimana unjuk kerja itu diamati.
D  Degree (Tingkat Keberhasilan)
Ø Pernyataan tujuan yang mengidentifikasi standar atau kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan pembelajar.

c.    Daftar Periksa Tujuan berdasarkan ABCD
Pengelompokan dan pemeriksaan tujuan sangat penting, karena pemilihan metode dan media serta cara mengevaluasi tergantung pada jenis tujuan yang akan diterapkan. Suatu tujuan mungkin diklasifikasikan menurut jenis belajar utama yang akan dicapai, akan tetapi yang terpenting dari semuanya adalah bagaimana mengkomunikasikan tujuan dengan pengetahuan dan kompetensi siswa. Jika tujuan yang telah kita rumuskan masih belum mampu mengkomunikasikan pesan dengan apa yang akan menjadi pengetahuan dan kompetensi siswa, maka tujuan tersebut harus direvisi kembali. 

d.   Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individual
Tujuan pembelajaran harus berkaitan dengan kemampuan individual pebelajar dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Pebelajar yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan pebelajar yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda, maka untuk itu tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan perbedaan individual yang dimiliki oleh siswa.

3.    Select Strategies, Technology, Media and Materials (memilih strategi, metode, media dan bahan ajar)
a.     Memilih strategi
Jika merujuk pada ARCS (attention, relevant, confidence and satisfaction) maka strategi yang akan dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini adalah strategi yang berpusat pada pembelajar dan strategi yang berpusat pada pebelajar.

b.   Memilih teknologi dan media
Jika merujuk pada kriteria media dan teknologi yang disebut Smaldino (2007) maka teknologi dan media yang dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini menggunakan teknologi berbasis komputer. Melibatkan unit komputer, jaringan internet, web pembelajaran yang dirancang oleh pembelajar,whiteboard, dan proyektor.

c.    Memilih materi
Sebelum memilih materi, terlebih dahulu akan dilakukan obsevasi awal dengan melakukan pengumpulan materi yang siap pakai, meminta keterlibatan spesialis materi dan memintai pendapat dari pembelajar lain. Kesemuanya akan digabung dan diseleksi menjadi materi yang akan digunakan dalam perencanaan pembelajaran ini. Pemilihan itu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan dari pelajar, karena materi yang siap pakai yang diperoleh, biasanya butuh sentuhan modifikasi, maka sentuhan itu perlu keterlibatan spesialis dan pembelajar lain. Kemudian dalam pemilihan materi juga akan memerhatikan hak cipta dari materi tersebut. Maka materi yang dipilih dalam pembelajaran yang akan dilakukan adalah Model-model Pembelajaran Berbasis Komputer.

4.    Utilize technologi, media and materials (menggunakan teknologi, media dan materi)

Tahap ini melibatkan perencanaan dan peran anda sebagai guru dalam menggunakan teknologi, media dan materi. Untuk dapat melakukan itu ikuti proses “5P”: pratinjau (preview) teknologi, media, dan materi; siapkan (prepare) teknologi, media dan material; siapkan (prepare) lingkungan; siapkan (prepare) pembelajaran dan menyediakan (provide) pengalaman belajar.
a.    Pratinjau teknologi, media dan materi
Selama proses seleksi anda telah mengidentifikasi teknologi, media dan materi yang sesuai untuk audiensi dan tujuan belajar anda. Anda harus mempratinjau teknologi dan media yang dipilih terkait dengan tujuan belajar. Tujuannya adalah memilih bagian yang langsung selaras dengan mata pelajaran anda sebagai missal jika mata pelajaran adalah tentang penggunaan preposisi yang tepat, pratinjaulah beberapa program piranti lunak bahasa dan sastra untuk menemukan aktifitas latihan dan praktik yang sesuai dengan tujuan anda. Anda kemudian merancang mata pelajaran yang meliputi hanya bagian preposisi dari peranti lunak tersebut ketimbang seluruh urutan yang ada. Demikian pula, jika menggunakan sebuah video documenter, identifikasilah segmen-segmen yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran, mengingat video DVD memungkinkan navigasi yang mudah bagi segmen sasaran.

b.   Meyiapkan teknologi, media dan materi
Selanjutnya kita harus menyiapkan teknologi, media dan materi yang akan mendukung aktifitas pengajaran yang akan kita laksanakan.
-        Kumpulkan seluruh perlengkapan yang kita butuhkan.
-       Tentukan urutan penggunaan materi

c.    Menyiapkan lingkungan
Dimana saja aktifitas belajar terjadi diruang kelas, laboratorium, pusat media fasilitas harus diatur untuk penggunaan teknologi media, dan materi yang efektif.

d.   Menyiapkan peserta belajar
Penelitian mengenai belajar mengungkapkan dengan sangat jelas bahwa apa yang dipelajari dari sebuah kegiatan sangat bergantung pada bagaimana peserta belajar dipersiapkan untuk mata pelajaran tersebut.

e.    Menyediakan pengalaman belajar
Jika pengalaman belajar adalah yang berpusat pada guru, maka akan melibatkan presentasi, demonstrasi, latihan, dan praktik atau tutorial. Jika menggunakan presentasi sebagai salah satu strategi penting untuk mengikuti pandauan menggunakan kemampuan presentasi di ruang kelas


5.    Require learner participation (mengembangkan peran serta peserta belajar)
a.    Latihan
Tujuan untuk mata pelajaran yang kita ajarkan dengan jelas menyatakan apa yang semestinya dilakukan oleh para siswa kita sesuai dengan instruksi. Jadi penting untuk mengharuskan siswa berpartisipasi melalui praktik langsung dengan teknologi dan kemampuan baru.

b.   Teknologi sebagai perkakas teknologi
Salah satu cara yang paling umum dalam menggunakan teknologi dan media sebagai sarana yang mengharuskan partisipasi siswa adalah melalui penggunaan peranti produktivitas. Ini karena penggunaan perangkat tersebut dapat memacu siswa dalam pembelajaran, meningkatkan produktivitas dan mendorong kreatifitas.

c.    Teknologi sebagai perangkat komunikasi
Sebagai contoh, jika menggunakan gambar proyeksi berupa foto para siswa yang tinggal di Alaska, kita sebagai guru dapat melibatkan para siswa dalam diskusi langsung dengan meminta mereka membandingkan situasi terakhir mereka dengan siswa pada foto tersebut. Para siswa kemudian bisa saja bertukar e-mail dengan para siswa di Alaska untuk memperoleh pengetahuan pertama mengenai kehidupan mereka.

d.   Teknologi sebagai perangkat penelitian
Penelitian telah menunjukkan bahwa internet merupakan peranti komputer yang paling sering digunakan. Para siswa memiliki akses instan ke sumber daya yang tak terbatas. Oleh karena itu, mereka bisa dengan mudah “menempatkan, mengevaluasi, dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Penelitian siswa sebaiknya diperluas juga untuk meliputi informasi dari buku, Koran harian dan orang-orang. Penggunaan sumber daya yang beragam akan lebih memastikan bahwa siswa tidak sekedar menyalin informasi berbasis web ke dalam karya mereka.

e.    Teknologi sebagai perangkat penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan
Para siswa sebelumnya belum pernah mengakses data dan informasi yang begitu besar jumlahnya. Para siswa dari berbagai usia sekarang mampu lebih teliti menguji informasi melalui berbagai perangkat. Masalah yang mungkin saja ditangani para siswa melalui penggunaan teknologi meliputi “apakah seseorang dengan suara terbanyak akan menang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa dapat mengunduh hasil pemilu ke dalam sebuah spreadsheet untuk menguji suara elektroral yang dibandingkan dengan suara pemilih.

f.     Menggunakan peranti lunak pendidikan untuk latihan
Peranti lunak pendidikan merupakan salah satu sarana melibatkan para siswa dengan kemampuan yang beragam dalam aktifitas belajar individual yang difokuskan pada kemampuan dan pengetahuan dasar. Sebagian besar program peranti lunak pendidikan memungkinkan para siswa untuk terlibat dalam aktifitas yang lebih menantang dengan melompati aktifitas yang mengandung pengetahuan yang telah di kuasai para siswa.

g.    Menggunakan media lainnya untuk latihan
Diskusi, kuis singkat, dan latihan penerapan, bisa mungkin dilakukannya latihan dan umpan balik selama pengajaran. Aktifitas tindak lanjut bisa menyediakan kesempatan lebih lanjut untuk keterlibatan aktif para siswa.

h.   Umpan balik
Di semua kasus, para pembelajar harus menerima umpan balik mengenai ketepatan respon mereka. Umpan balik atau tanggapan bisa berasal dari guru atau para siswa yang bekerja di dalam kelompok kecil dan saling memberi umpan balik. Umpan balik mungkin bisa juga diperoleh melalui aktifitas periksa sendiri atau berasal dari komputer atau mentor.

6.    Evaluate and Revise (menilai dan memperbaiki)
a.    Menilai prestasi pemelajar
Metode dalam menilai prestasi bergantung pada sifat dan tujuan belajar. Beberapa tujuan belajar mengharuskan kemampuan kognitif yang relative sederhana sebagai contoh adalah bagaimana melihat siswa membedakan kata sifat dari kata keterangan, atau merangkum prinsip deklarasi kemerdekaan. Tujuan belajar seperti itu semua bermanfaat bagi ujian tertulis konvensional.
1).      Penilaian auntentik
Di sekolah, minat yang meningkat terhadap penilaian autentik di pacu oleh komitmen menuju perspektif konstruktivis. Penilaian autententik bisa digunakan untuk menilai kinerja atau produk tunggal, produk unit, atau protofolio.

2).      Penilaian Portofolio
Portofolio menilai kemampuan siswa untuk membuat produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka terkait dengan analisis, sintesis, dan evaluasi. Komponen kunci dari portofolio adalaha bahwa mereka mengharuskan rekleksi sendiri sesuai yang ditampilkan di produk portofolio. Sebagai misal, jika siswa bisa memilih fragmen karya yang menampilkan pencapaian sebuah tujuan belajar, mereka mungkin saja meminta untuk menjelaskan kenapa mereka memilih fragmen tersebut dan bagaimana itu menunjukkan bahwa mereka telah mempelajari pengetahuan dan kemampuan sasaran.
Untuk menggunakan portofolio, mulailah dengan menentukan apakah kita akan menggunakan format tradisional atau elektronik. Kemudian indentifikasikalah jenis-jenis artefak yang akan menampilkan pencapaian siswa terkait standard dan tujuan dan pilihlah atau kembangkan skala penilaian yang tepat.
Portofolio tradisional merupakan kumpulan fisik dari karya para siswa, sementara portofolio elektronik merupakan koleksi digital dari karya para siswa. Portofolio tradisional terdiri dari salinan kertas dari karya para siswa, foto, video atau rekaman kaset audio. Portofolio sering kali disimpan dalam penjepit dan kotak penyimpanan, yang berpindah dari satu guru lainnya ketika para siswa naik tingkat.
Portofolio elektronik menyimpan seluruh karya siswa dalam bentuk file digital. Portofolio elektronik bisa dibuat dengan peranti lunak khusus, sebuah situs online, atau program dasar seperti power point. Kekurangan dari portofolio elektronik adalah perlengkapan, akses, keamanan dan waktu.

b.   Mengevaluasi dan merevisi stragetegi, teknologi dan media
Evaluasi juga meliputi penilaian strategi, teknologi dan media. Salah satu komponen kunci evaluasi dan revisi sebuah mata pelajaran adalah masukan dari pembelajar. Kita juga bisa mendapatkan umpan balik terkait dengan strategi pengajaran dan penggunaan teknologi dan media melalui wawancara dan diskusi.
-       Evaluasi guru
Salah satu komponen penting dari suasana kelas manapun adalah guru, yang sebaiknya di evaluasi bersama dengan komponen-komponen lainnya. Meskipun evaluasi atas pengajaran kita mungkin bisa menimbulkan kekhawatiran.
Informasi yang dihasilkan akan memberikan umpan balik yang bagus sekali untuk menangani area-araea yang butuh pengembangan dan untuk mengetahui area-area pangajaran yang berkualitas tinggi terdapat empat jenis dasar evaluasi guru: diri sendiri, siswa, rekan guru, dan administrator.

-       Revisi strategi, teknologi dan media.
Tahap terakhir dari siklus pengajaran adalah duduk dan melihat data penilaian dan evaluasi. Dimana terdapat perbedaan antara yang kita inginkan untuk terjadi dan apa yang memang terjadi.



DAFTAR  PUSTAKA

Smaldino,Heinich, Molenda, Russel .(2008). Instructional Media And Technologies For Learning, (9th edition), New York : Macmillan Publishing Company.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar