oleh : Badar Kumeira
Model ASSURE merupakan langkah merancanakan
pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan
penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap
untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model
tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino, dkk (2007) ASSURE terdiri
atas enam komponen seperti rumusan kata itu sendiri. Setiap huruf mempunyai
arti, yaitu :
o Analyze
Learner (menganalisis peserta belajar)
o State
Standard and Objectives (merumuskan tujuan pembelajaran
atau kompetensi)
o
Select strategies, technologi,
methods, media, and materials (memilih strategi,
teknologi, metode, media dan bahan ajar)
o Utilize
techn
ologi, media and materials (menggunakan Teknologi,
media dan bahan ajar)
o Require
learner participation (mengembangkan peran serta peserta
belajar)
o Evaluate
and Revise (menilai dan memperbaiki)
Ditinjau dari strukturnya, maka ASSURE dirumuskan
berdasarkan kata kerja yang disingkat dengan nama ASSURE itu sendiri yaitu analyze, state, select, utilize, require, dan evaluate. Seluruh kata kerja ini
menunjuk pada kegiatan atau pekerjaan yang harus dilakukan oleh guru untuk
mengelola PBM.
Berikut ini adalah komponen dari model ASSURE :
1.
Analyze
Learner (Analisis Pebelajar)
Pada
disain pembelajaran, peserta belajar adalah hal terpenting. Apapun bentuk
produk, model disain pembelajaran maka semua upaya diwujudkan demi kelancaran
proses belajar. Dalam melakukan analisis peserta belajar ada beberapa hal yang
perlu dilakukan misalnya karakteristik umum peserta belajar, kompetensi awal
yang menjadi modal dasarnya, gaya belajar dari peserta belajar, aspek
psikologis dari peserta belajar dan banyak lagi sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan.
faktor
kunci yang dibahas dalam analisis pembelajar adalah sebagai berikut :
a.
General characteristict (
Karakteristik Umum )
Karakteristik
umum meliputi faktor-faktor usia, tingkat pendidikan, pekerjaan/posisi,
kebudayaan dan sosial ekonomi. Dengan analisis pebelajar akan membantu
pemulihan metode dan media pembelajaran yang sesuai. Sebagai contoh : pebelajar
yang lemah dalam ketrampilan membaca, lebih tepat diberi media non cetak. Jika
pebelajar kurang tertarik dengan materi yang disajikan, maka media yang tepat
misalnya videotape, simulasi, atau kegiatan-kegiatan yang berbasis teknologi.
Bila pebelajar pertama kali belajar suatu konsep baru, maka dibutuhkan
pengalaman belajar langsung dan konkrit seperti karyawisata atau latihan
bermain peran (mengacu pada kerucut peran Edgar Dale).
b.
Spesifik entri competencies (kompetensi
khusus)
Sebuah
komponen penting dari merancang pelajaran adalah untuk mengidentifikasi
kompetensi khusus dari siswa. Kita dapat melakukan ini melalui cara-cara
informal (seperti di kelas mempertanyakan) atau cara formal lebih (seperti
meninjau hasil tes standar). Tes kemampuan awal merupakan penilaian yang
penting dilakukan, baik secara formal maupun informal. Dengan menganalisis kemampuan
yang telah dimiliki pebelajar, guru dapat memilih metode dan media yang sesuai.
c.
Learning Style (Gaya belajar)
Gaya belajar
berkenaan dengan pengelompokan sifat-sifat psikologis yang menentukan bagaimana
seseorang individu bisa merasakan berinteraksi dan memberikan respon secara
emosional terhadap lingkungan belajar. Contoh-contohnya meliputi kecerdasan
majemuk, kekuatan persepsi, kebiasaan memproses informasi, motivasi dan
faktor-faktor fisiologis. Berikut ini adalah penjelasan dari contoh-contoh tersebut
:
a.
Kecerdasan Majemuk
Jelas bahwa
sifat-sifat tertentu dapat mempengaruhi kemampuan belajar siswa secara efektif
dari berbagai macam teknologi dan media. Gardner dalam smaldino (2007)
mengelompokkan sembilan aspek kecerdasan yang ia kembangkan dalam konsep
kecerdasan majemuk, yaitu :
·
Verbal/ linguistik (bahasa)
·
Logis/ matematis
·
Visual/ spasial
·
Musikal/ ritmis
·
Ragawi/ kinestetik (menari/ olahraga)
·
Antar personal (memahami orang lain)
·
Intra personal (memahami diri sendiri)
·
Naturalis
·
Eksistensialis
b.
Kekuatan persepsi
Pendukung
pentingnya variabel ini mengatakan bahwa sebagian besar pebelajar tidak
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menangkap pelajaran melalui pendengaran dan
menyaksikan penjelasan verbal dari guru. Pebelajar yang agak lambat belajar cenderung
menyukai pengalaman taktis atau kinestetik, sedangkan cara belajar dengan duduk
dan mendengarkan sukar baginya untuk memahami pesan yang disampaikan.
c.
Kebiasaan memproses informasi
Variabel ini
berkaitan dengan bagaimana kecenderungan pebelajar memproses informasi. Model
Gregore dalam smaldino (2007) tentang “gaya belajar” mengemukakan 4 kategori
utama pada gaya berfikir yaitu :
1.
Pebelajar kategori berurutan kongkrit
Lebih suka
pengalaman langsung dan penyampaian dengan urutan yang logis. Golongan ini
lebih cocok belajar dengan buku kerja, demonstrasi, pembelajaran terprogram,
dll.
2.
Pebelajar kategori acak konkrit
Lebih senang
pendekatan coba-coba (trial & error) dan membuat kesimpulan cepat dari
pengalaman yang terjadi. Golongan ini lebih suka metode-metode seperti
permainan, simulasi, discovery, dll.
3.
Pebelajar kategori berurutan abstrak
Kelompok ini
terampil menyandi pesan verbal dan simbolik khususnya bila disajikan dalam
urutan yang logis. Golongan ini lebih suka membaca dan menyimak.
4.
Pebelajar kelompok acak abstrak
Menunjukkan
kemampuannya untuk menangkap makna dan presentasi yang disajikan, mereka
cenderung merespon nada dan gaya pembicara sebaik menangkap pesannya. Golongan
ini baik untuk belajar dalam diskusi kelompok , kuliah dengan tanya jawab,
videotape dan televisi.
d.
Faktor-Faktor motivasional
Berbagai
faktor emosionoal sangat berpengaruh pada perhatian terhadap sesuatu, berapa
lama memperhatikan, seberapa jauh usaha memahami pelajaran dan bagaimana
perasaan ketika ikut ambil bagian dalam kegiatan belajar. Salah satu cara yang
baik untuk mendiskripsikan motivasi belajar adalah dengan menggunakan model
ARCS dari keller, yang membedakan empat aspek mendasar dari motivasi yaitu :
-
Attention (Perhatian)
berkenaan
dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran menarik dan
berguna untuk dipertimbangkan.
-
Relevance (Relevansi)
Berkaitan
dengan apakah pebelajar merasa bahwa pembelajaran berkaitan
dengan tujuannya.
-
Confidence (Kepercayaan
diri)
Berkenaan
dengan apakah pebelajar mengharapkan kesuksesan berdasarkan pada usahanya
sendiri.
-
Satisfaction (Kepuasan)
Berkaitan
dengan penghargaan yang diterima pebelajar dari pembelajaran itu.
e.
Faktor-faktor Fisiologis.
Faktor-faktor
fisiologis berkaitan dengan perbedaan gender, kesehatan dan kondisi lingkungan.
Faktor-faktor ini juga mempengaruhi gaya belajar siswa. Seperti perbedaan
antara siswa laki-laki dan perempuan yang cenderung mempunyai cara merespon
pelajaran dengan berbeda antara satu dengan lainnya.
2.
State Standard and Objectives (Merumuskan Tujuan).
Langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran
sekhusus mungkin. Tujuan ini dijabarkan melalui silabus, buku teks, kurikulum
atau dengan dikembangkan sendiri oleh gurunya. Suatu tujuan bukan merupakan apa
yang direncanakan oleh guru dalam pembelajaran melainkan apa yang harus dicapai
pebelajar dengan pembelajaran itu. Suatu tujuan merupakan pernyataan tentang
apa yang akan dicapai, bukan bagaimana tujuan itu akan dicapai.
a. Pentingnya
merumuskan Tujuan
Perumusan tujuan pembelajaran adalah salah satu elemen yang
sangat penting untuk diperhatikan, hal ini berkenaan dengan begitu pentingnya
fungsi tujuan dalam mendasari perumusan beberapa aspek dalam pembelajaran yaitu
sebagai berikut :
v Dasar untuk pemilihan strategi,
teknologi dan media pembelajaran.
v Dasar untuk penilaian dalam
pembelajaran.
v Dasar untuk Ekspektasi belajar
siswa.
b. Teknik ABCD
Teknik ABCD
adalah merupakan teknik yang bisa digunakan dalam proses merumuskan tujuan
pembelajaran dengan baik, adapun komponen-komponen dari teknik ABCD ini adalah
sebagai berikut :
A Audience (Audiensi)
Ø Instruksi yang
kita ajukan harus fokus kepada apa yang harus dilakukan/ dikerjakan oleh
pembelajar bukan apa yang harus dilakukan pengajar.
B Behavior (Perilaku)
Ø Kata kerja
yang mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki pembelajar setelah
melalui proses pembelajaran dan harus dapat diukur.
C Conditions (Kondisi)
Ø Pernyataan tujuan
yang meliputi kondisi dimana unjuk kerja itu diamati.
D Degree (Tingkat Keberhasilan)
Ø Pernyataan tujuan
yang mengidentifikasi standar atau kriteria yang menjadi dasar pengukuran
tingkat keberhasilan pembelajar.
c. Daftar Periksa Tujuan berdasarkan ABCD
Pengelompokan
dan pemeriksaan tujuan sangat penting, karena pemilihan metode dan media serta
cara mengevaluasi tergantung pada jenis tujuan yang akan diterapkan. Suatu
tujuan mungkin diklasifikasikan menurut jenis belajar utama yang akan dicapai,
akan tetapi yang terpenting dari semuanya adalah bagaimana mengkomunikasikan tujuan
dengan pengetahuan dan kompetensi siswa. Jika tujuan yang telah kita rumuskan
masih belum mampu mengkomunikasikan pesan dengan apa yang akan menjadi
pengetahuan dan kompetensi siswa, maka tujuan tersebut harus direvisi kembali.
d. Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individual
Tujuan
pembelajaran harus berkaitan dengan kemampuan individual pebelajar dalam
menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Pebelajar yang tidak
memiliki kesulitan belajar dengan pebelajar yang memiliki kesulitan belajar
pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda, maka untuk itu
tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan perbedaan individual yang dimiliki
oleh siswa.
3. Select
Strategies, Technology, Media and Materials (memilih
strategi, metode, media dan bahan ajar)
a.
Memilih
strategi
Jika merujuk pada ARCS (attention,
relevant, confidence and satisfaction) maka strategi yang akan dipilih
dalam perencanaan pembelajaran ini adalah strategi yang berpusat pada
pembelajar dan strategi yang berpusat pada pebelajar.
b.
Memilih teknologi dan media
Jika merujuk pada kriteria media dan
teknologi yang disebut Smaldino (2007) maka teknologi dan media yang dipilih
dalam perencanaan pembelajaran ini menggunakan teknologi berbasis komputer.
Melibatkan unit komputer, jaringan internet, web pembelajaran yang dirancang
oleh pembelajar,whiteboard, dan proyektor.
c.
Memilih materi
Sebelum memilih materi, terlebih
dahulu akan dilakukan obsevasi awal dengan melakukan pengumpulan materi yang
siap pakai, meminta keterlibatan spesialis materi dan memintai pendapat dari
pembelajar lain. Kesemuanya akan digabung dan diseleksi menjadi materi yang
akan digunakan dalam perencanaan pembelajaran ini. Pemilihan itu disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan dari pelajar, karena materi yang siap
pakai yang diperoleh, biasanya butuh sentuhan modifikasi, maka sentuhan itu
perlu keterlibatan spesialis dan pembelajar lain. Kemudian dalam pemilihan
materi juga akan memerhatikan hak cipta dari materi tersebut. Maka materi yang
dipilih dalam pembelajaran yang akan dilakukan adalah Model-model Pembelajaran
Berbasis Komputer.
4. Utilize technologi, media and materials (menggunakan
teknologi, media dan materi)
Tahap
ini melibatkan perencanaan dan peran anda sebagai guru dalam menggunakan
teknologi, media dan materi. Untuk dapat melakukan itu ikuti proses “5P”:
pratinjau (preview) teknologi, media, dan materi; siapkan (prepare) teknologi,
media dan material; siapkan (prepare) lingkungan; siapkan (prepare)
pembelajaran dan menyediakan (provide) pengalaman belajar.
a.
Pratinjau
teknologi, media dan materi
Selama
proses seleksi anda telah mengidentifikasi teknologi, media dan materi yang
sesuai untuk audiensi dan tujuan belajar anda. Anda harus mempratinjau
teknologi dan media yang dipilih terkait dengan tujuan belajar. Tujuannya
adalah memilih bagian yang langsung selaras dengan mata pelajaran anda sebagai
missal jika mata pelajaran adalah tentang penggunaan preposisi yang tepat,
pratinjaulah beberapa program piranti lunak bahasa dan sastra untuk menemukan
aktifitas latihan dan praktik yang sesuai dengan tujuan anda. Anda kemudian
merancang mata pelajaran yang meliputi hanya bagian preposisi dari peranti
lunak tersebut ketimbang seluruh urutan yang ada. Demikian pula, jika
menggunakan sebuah video documenter, identifikasilah segmen-segmen yang
berhubungan langsung dengan mata pelajaran, mengingat video DVD memungkinkan
navigasi yang mudah bagi segmen sasaran.
b.
Meyiapkan
teknologi, media dan materi
Selanjutnya
kita harus menyiapkan
teknologi, media dan materi yang
akan mendukung aktifitas pengajaran yang
akan kita laksanakan.
- Kumpulkan seluruh perlengkapan yang kita butuhkan.
- Tentukan
urutan penggunaan materi
c.
Menyiapkan
lingkungan
Dimana
saja aktifitas belajar terjadi diruang kelas, laboratorium, pusat media
fasilitas harus diatur untuk penggunaan teknologi media, dan materi yang
efektif.
d.
Menyiapkan
peserta belajar
Penelitian
mengenai belajar mengungkapkan dengan sangat jelas bahwa apa yang dipelajari
dari sebuah kegiatan sangat bergantung pada bagaimana peserta belajar dipersiapkan
untuk mata pelajaran tersebut.
e.
Menyediakan
pengalaman belajar
Jika
pengalaman belajar adalah yang berpusat pada guru, maka akan melibatkan presentasi,
demonstrasi, latihan, dan praktik atau tutorial. Jika menggunakan presentasi
sebagai salah satu strategi penting untuk mengikuti pandauan menggunakan
kemampuan presentasi di ruang kelas
5.
Require
learner participation (mengembangkan
peran serta peserta belajar)
a.
Latihan
Tujuan
untuk mata pelajaran yang kita ajarkan
dengan jelas menyatakan apa yang semestinya dilakukan oleh para siswa kita sesuai dengan instruksi. Jadi penting
untuk mengharuskan siswa berpartisipasi melalui praktik langsung dengan
teknologi dan kemampuan baru.
b.
Teknologi
sebagai perkakas teknologi
Salah satu cara yang paling umum dalam menggunakan teknologi
dan media sebagai sarana yang mengharuskan partisipasi siswa adalah melalui
penggunaan peranti produktivitas. Ini karena penggunaan perangkat tersebut dapat memacu siswa dalam pembelajaran,
meningkatkan produktivitas dan mendorong kreatifitas.
c.
Teknologi
sebagai perangkat komunikasi
Sebagai
contoh, jika menggunakan
gambar proyeksi berupa foto
para siswa yang tinggal di Alaska, kita sebagai guru dapat melibatkan para
siswa dalam diskusi langsung
dengan meminta mereka membandingkan situasi terakhir mereka dengan siswa pada
foto tersebut. Para siswa kemudian bisa saja bertukar e-mail dengan para siswa
di Alaska untuk memperoleh pengetahuan pertama mengenai kehidupan mereka.
d.
Teknologi
sebagai perangkat penelitian
Penelitian
telah menunjukkan bahwa internet merupakan peranti komputer yang paling sering
digunakan. Para siswa memiliki akses instan ke sumber daya yang tak terbatas.
Oleh karena itu, mereka bisa dengan mudah “menempatkan, mengevaluasi, dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Penelitian siswa sebaiknya
diperluas juga untuk meliputi informasi dari buku, Koran harian dan orang-orang.
Penggunaan sumber daya yang beragam akan lebih memastikan bahwa siswa tidak
sekedar menyalin informasi berbasis web ke dalam karya mereka.
e.
Teknologi
sebagai perangkat penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan
Para
siswa sebelumnya belum pernah mengakses data dan informasi yang begitu besar
jumlahnya. Para siswa dari berbagai usia sekarang mampu lebih teliti menguji
informasi melalui berbagai perangkat. Masalah yang mungkin saja ditangani para
siswa melalui penggunaan teknologi meliputi “apakah seseorang dengan suara
terbanyak akan
menang?” Untuk menjawab
pertanyaan tersebut siswa dapat mengunduh hasil pemilu ke dalam sebuah
spreadsheet untuk menguji suara elektroral yang dibandingkan dengan suara
pemilih.
f.
Menggunakan
peranti lunak pendidikan untuk latihan
Peranti
lunak pendidikan merupakan salah satu sarana melibatkan para siswa dengan
kemampuan yang beragam dalam aktifitas belajar individual yang difokuskan pada
kemampuan dan pengetahuan dasar. Sebagian besar program peranti lunak
pendidikan memungkinkan para siswa untuk terlibat dalam aktifitas yang lebih
menantang dengan melompati aktifitas
yang mengandung pengetahuan yang telah di kuasai para siswa.
g.
Menggunakan
media lainnya untuk latihan
Diskusi,
kuis singkat, dan latihan penerapan, bisa mungkin dilakukannya latihan dan
umpan balik selama
pengajaran. Aktifitas tindak lanjut bisa menyediakan kesempatan lebih lanjut
untuk keterlibatan aktif para siswa.
h.
Umpan
balik
Di
semua kasus, para pembelajar harus menerima umpan balik mengenai ketepatan
respon mereka. Umpan balik atau tanggapan bisa berasal dari guru atau para siswa yang bekerja di dalam
kelompok kecil dan saling memberi
umpan balik. Umpan balik mungkin bisa juga diperoleh melalui aktifitas periksa
sendiri atau berasal dari komputer atau mentor.
6.
Evaluate
and Revise (menilai
dan memperbaiki)
a.
Menilai
prestasi pemelajar
Metode
dalam menilai prestasi bergantung pada sifat dan tujuan belajar. Beberapa
tujuan belajar mengharuskan kemampuan kognitif yang relative sederhana sebagai contoh adalah bagaimana melihat siswa membedakan kata
sifat dari kata keterangan, atau merangkum prinsip deklarasi kemerdekaan.
Tujuan belajar seperti itu semua bermanfaat bagi ujian tertulis konvensional.
1). Penilaian
auntentik
Di
sekolah, minat yang meningkat terhadap penilaian autentik di pacu oleh komitmen
menuju perspektif konstruktivis. Penilaian
autententik bisa digunakan untuk menilai kinerja atau produk tunggal, produk
unit, atau protofolio.
2). Penilaian
Portofolio
Portofolio
menilai kemampuan siswa untuk membuat produk nyata yang menggambarkan
pencapaian mereka terkait dengan analisis, sintesis, dan evaluasi. Komponen
kunci dari portofolio adalaha bahwa mereka mengharuskan rekleksi sendiri sesuai
yang ditampilkan di produk portofolio. Sebagai misal, jika siswa bisa memilih
fragmen karya yang menampilkan pencapaian sebuah tujuan belajar, mereka mungkin
saja meminta untuk menjelaskan kenapa mereka memilih fragmen tersebut dan
bagaimana itu menunjukkan bahwa mereka telah mempelajari pengetahuan dan
kemampuan sasaran.
Untuk
menggunakan portofolio, mulailah dengan menentukan apakah kita akan menggunakan
format tradisional atau elektronik. Kemudian indentifikasikalah jenis-jenis
artefak yang akan menampilkan pencapaian siswa terkait standard dan tujuan dan
pilihlah atau kembangkan skala penilaian yang tepat.
Portofolio
tradisional merupakan kumpulan fisik dari karya para siswa, sementara
portofolio elektronik merupakan koleksi digital dari karya para siswa.
Portofolio tradisional terdiri dari salinan kertas dari karya para siswa, foto,
video atau rekaman kaset audio. Portofolio sering kali disimpan dalam penjepit
dan kotak penyimpanan, yang berpindah dari satu guru lainnya ketika para siswa
naik tingkat.
Portofolio
elektronik menyimpan seluruh karya siswa dalam bentuk file digital. Portofolio
elektronik bisa dibuat dengan peranti lunak khusus, sebuah situs online, atau
program dasar seperti power point. Kekurangan dari portofolio elektronik adalah
perlengkapan, akses, keamanan dan waktu.
b.
Mengevaluasi
dan merevisi stragetegi, teknologi dan media
Evaluasi
juga meliputi penilaian strategi, teknologi
dan media. Salah satu komponen kunci
evaluasi dan revisi sebuah mata pelajaran adalah masukan dari pembelajar. Kita juga bisa
mendapatkan umpan balik terkait dengan strategi pengajaran dan penggunaan
teknologi dan media melalui wawancara dan diskusi.
- Evaluasi
guru
Salah
satu komponen penting dari
suasana kelas manapun adalah guru, yang sebaiknya di evaluasi bersama dengan
komponen-komponen lainnya. Meskipun evaluasi atas pengajaran kita mungkin bisa
menimbulkan kekhawatiran.
Informasi
yang dihasilkan akan memberikan umpan balik yang bagus sekali untuk menangani
area-araea yang butuh pengembangan dan untuk mengetahui area-area pangajaran
yang berkualitas tinggi terdapat empat jenis dasar evaluasi guru: diri sendiri,
siswa, rekan guru, dan administrator.
- Revisi
strategi, teknologi dan media.
Tahap
terakhir dari siklus pengajaran adalah duduk dan melihat data penilaian dan
evaluasi. Dimana terdapat perbedaan antara yang kita inginkan untuk terjadi dan
apa yang memang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Smaldino,Heinich,
Molenda, Russel .(2008). Instructional
Media And Technologies For Learning,
(9th edition), New York : Macmillan
Publishing Company.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar