I.
Pengantar
Dalam makalah ini
akan dijelaskan tentang desain metode yang
menggunakan beberapa jenis data dan metode yang
kemudian disebut dengan metode hybrid. karena
metode ini biasanya dikembangkan dengan
menggabungkan fitur dari dua atau
lebih metode analisis jabatan.
Metode
Hybrid mencakup tiga bagian yaitu :
1.
Metode Kombinasi analisis pekerjaan
2.
Desain Multimetode pekerjaan dengan Kuesioner
3.
Jaringan Informasi Kerja
Dalam makalah ini akan
dijelaskan masing-masing bagian tersebut
sesuai dengan urutannya.
II.
Kombinasi
Metode Analisis Pekerjaan
Kombinasi
Metode analisis jabatan (Levine dalam Brannik, 2007) mengadopsi metode dari
beberapa ahli yang berfokus pada tugas, seperti analisis jabatan fungsional dan
Tugas Inventarisasi. Hal ini memberikan kita informasi tentang apa yang akan
dilakukan pada sebuah pekerjaan dan bagaimana mendapatkan informasi yang
penting untuk tujuan hukum, kuasa-hukum dan lain sebagainya.
1. Menetapkan Tugas
Tugas
umumnya menghendaki perubahan atau upaya untuk mengubah beberapa material,
orang, produk, materi pelajaran atau pengumpulan data dari satu bentuk ke dalam
bentuk lainnya. Perubahan dicoba dengan cara mengupayakan seorang pekerja baik diterapkan
secara langsung atau diberikan melalui penggunaan alat-alat tertentu, mesin,
peralatan atau alat bantu kerja.
- Rapat
Generasi Tugas
Langkah
pertama setelah tugas yang ditetapkan dikerjakan adalah pertemuan para ahli
pekerjaan yang juga disebut Rapat generasi tugas. Lima sampai tujuh pekerja dan
sekitar dua pengawas langsung dikumpulkan pada suatu tempat. Dengan
bantuan komputer, pertemuan itu bisa berlangsung di dunia maya. Apapun
media pertemuan, perlu diperhatikan bagaimana caranya untuk meminimalkan gangguan. Para ahli harus berpengalaman dalam pekerjaan analisis dan juga harus mampu untuk berkomunikasi dengan baik.
bantuan komputer, pertemuan itu bisa berlangsung di dunia maya. Apapun
media pertemuan, perlu diperhatikan bagaimana caranya untuk meminimalkan gangguan. Para ahli harus berpengalaman dalam pekerjaan analisis dan juga harus mampu untuk berkomunikasi dengan baik.
3. Rapat penilaian tugas
Langkah
berikutnya adalah mengumpulkan sebuah kelompok untuk menilai tugas. Lima sampai
tujuh ahli pekerja (mungkin orang yang sama yang berpartisipasi pada pertemuan
pertama) dikumpulkan di suatu lokasi pertemuan untuk melakukan sebuah
penilaian. Sekali lagi, teknologi dapat digunakan untuk mengadakan sebuah pertemuan
virtual. Pemimpin kelompok mengumumkan tujuan dari pertemuan tersebut.
Masing-masing dari ahli pekerja ini kemudian diberikan daftar rancangan tugas.
- Analisis
Tugas Penting
Para
pemimpin kelompok kemudian menghitung nilai penting tugas untuk setiap tugas
yang telah diberikan. penilaian pentingnya tugas tersebut adalah jumlah
sederhana dari tugas kesulitan dan kekritisan, sehingga Tugas nilai pentingnya
= Kesulitan + Kekritisan. Sebuah nilai penting dihitung atas penilai untuk
memberikan pentingnya nilai tugas secara keseluruhan. Proses yang sama diulang
untuk semua tugas yang dinilai.
- Pengetahuan
Karyawan, Ketrampilan, Kemampuan, Dan Karakteristik Lainnya
Penguasaan
Karyawan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas yang dihasilkan dan diberi
nilai ditahap sebelumnya dapat dikelompokkan ke dalam jenis pengetahuan,
keterampilan, kemampuan dan karakteristik lainnya. Pengetahuan adalah sejauh
mana karyawan memiliki dan menguasai aspek teknis yang terlibat secara langsung
dalam proses pekerjaan. Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas
yang meenggunakan peralatan dan mesin. Kemampuan adalah kapasitas fisik untuk
melaksanakan dan melakukan tindakan yang diperlukan dalam tugas-tugas pekerjaan
di mana keterlibatan peralatan, perlengkapan dan mesin bukan merupakan faktor
dominan. Karakteristik lainnya adalah daya tarik, nilai-nilai yang dikuasai,
penguasaan temperamen dan sifat kepribadian yang menunjukkan apa yang seorang
karyawan bisa lakukan dengan baik.
- Pertemuan Kelompok
PK3L
Semua
PK3L yang dihasilkan sebelumnya dinilai oleh kelompok yang terdiri dari lima
sampai tujuh orang ahli. Para ahli tersebut bisa jadi adalah orang-orang yang
sama yang digunakan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pertemuan biasanya
akan membutuhkan waktu lebih dari sehari penuh. Ini terdiri dari sesi pagi
untuk menghasilkan PK3L dan sesi sore untuk menilai PK3L pada berbagai skala.
Sesi Pagi
Pertemuan
dimulai dengan menetapkan tujuan. Kemudian salinan Produk akhir dari fase tugas
(daftar tugas dan nilai-nilai pentingnya dalam kategori fungsional) diedarkan
ke seluruh anggota kelompok, yang diminta untuk meninjau daftar secara rinci.
Ketika semua anggota kelompok telah menyelesaikan kajiannya, selanjutnya mereka
diminta memberikan daftar yang lengkap dan akurat. Kemudian anggota kelompok ditanya
apakah nilai-nilai penting yang ditemui jauh berbeda dari apa yang diharapkan. Setelah
revisi dalam daftar tugas, anggota kelompok diberi kesempatan untuk mendefinisikan
masing-masing kategori yang dimiliki oleh
pekerja seseuai dengan kategori PK3L lengkap beserta contohnya.
Setelah
definisi PK3L selesai diklarifikasi, kelompok diarahkan untuk menilai jumlah pekerja
yang memenuhi persyaratan sensorik dan fisik dasar Sebagai contoh, kelompok
harus mempertimbangkan bagaimana visi, pendengaran, penciuman, sentuhan dan penggunaan
aspek perasa yang diperlukan. Anggota kelompok juga akan mendiskusikan persyaratan
kekuatan seperti mengangkat, berjalan dan ketangkasan manual lainnya yang
diperlukan.
Setelah
penilaian persyaratan sensorik dan motorik selesai, kelompok ini diinstruksikan
untuk mempertimbangkan setiap kategori fungsional satu per satu dan kemudian
memberikan kesimpulan terhadap semua aspek PK3L yang dibutuhkan untuk melakukan
tugas-tugas dalam kategori tersebut.
Sore Sesi
Daftar
PK3L dibagi kepada semua anggota kelompok dan didiskusikan revisi tentang
daftar yang telah dibagikan. Kemudian anggota kelompok memberikan informasi
tentang peringkat daftar PK3L yang mereka buat. Salinan dari semua pertimbangan
yang telah diberikan oleh setiap anggota kemudian dibahas oleh pemimpin
kelompok.
Petrimbangan-pertimbangan
tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Apakah PK3L diperlukan untuk karyawan
baru? (Ya atau tidak)
b.
Apakah PK3L praktis untuk digunakan
dalam pasar tenaga kerja? (Ya atau tidak)
c.
Sejauh mana kemungkinan dari PK3L diabaikan
dalam seleksi?
1
= Sangat sedikit atau tidak ada
2
= Untuk batas tertentu
3
= Untuk sebagian besar
4
= Untuk tingkat yang sangat besar
5
= Untuk tingkat yang sangat besar sekali
d.
Sampai sejauh mana tingkat yang berbeda
dari PK3L membedakan keunggulan dari rata-rata pekerja?
1
= Sangat sedikit atau tidak ada
2
= Untuk batas tertentu
3
= Untuk sebagian besar
4
= Untuk tingkat yang sangat besar
5
= Untuk tingkat yang sangat besar sekali
- Analisis PK3L
Setelah PK3L
telah dihasilkan dan dinilai barulah kita dapat menganalisisnya. Analisis ini
cukup sederhana yaitu dengan memberikan setiap jawaban dengan pilihan "ya
/ tidak" untuk setiap pertanyaan. Produk akhir dari fase analisis PK3L
adalah daftar lengkap dari semua PK3L dengan penilaian yang menyertainya.
Setelah PK3L selesai dianalisis, para ahli pekerjaan dapat dikonsultasikan
sekali lagi untuk melakukan verifikasi terhadap daftar analisis lengkap dan membuat
peringkat keseluruhannya secara masuk akal.
- Menggunakan
Hasil
Meskipun
analisis pekerjaan telah dilakukan, masih ada analisis berikutnya yang
dilakukan untuk menempatkan hasil dalam bekerja. Metode kombinasi analisis
kerja telah ditargetkan terutama untuk seleksi dan pelatihan personil, karena
dalam proses seleksi dan pelatihan personil pada sebuah organisasi metode
kombinasi analisis kerja dapat memberikan informasi sangat penting.
Dimulai dengan
seleksi, masing-masing PK3L yang telah dipilih digunakan untuk berperan dalam
sebuah pemeriksaan atau proses pengujian yang harus memenuhi tiga kriteria.
Pertama, penjelasan mayoritas dari para ahli yang menentukan PK3L yang
diperlukan untuk pekerja baru yang akan direkrut. Kedua, penjelasan mayoritas
dari para ahli yang menentukan PK3L harus praktis sesuai dengan yang diharapkan
dalam pasar tenaga kerja. Ketiga, rating rata-rata Masalah PK3L harus memenuhi
kriteria atau lebih. Jika kondisi ini tidak berlaku, maka PK3L tidak
dipertimbangkan untuk seleksi.
Analisis PK3L
juga digunakan dalam pengambilan keputusan untuk sbuah pelatihan. Keputusan tersebut didasarkan
pada dua skala yaitu : Skala nilai penting yang dimiliki Pekerja Baru dan Skala
perbedaan kemampuan rata-rata dari setiap pekerja. Pentingnya PK3L
untuk pelatihan dapat ditentukan oleh peringkat mereka sesuai dengan perbedaan
skala rata-rata yang dimiliki oleh setiap pekerja.
Berkenaan
dengan pelatihan, tugas yang berhubungan dengan PK3L yang dirancang untuk
digunakan dalam pelatihan dapat digunakan sebagai dasar untuk konten program
pelatihan Atau tugas dapat digunakan secara langsung berdasarkan peringkat
kepentingannya.
- Penelitian
Dan Aplikasi dari Metode Kombinasi Analisis Kerja
Metode
ini telah berhasil diterapkan dalam berbagai konteks, seperti pembangkit
listrik dan instansi pemerintah. Penjelasan lengkap tentang kesuksesan penggunaan
metode ini untuk membangun sebuah proses seleksi dalam operator telepon darurat
ini dikemukakan oleh Schneider dan Schmitt (1986, dalam Brannick 2007). Sebuah
modifikasi metode kombinasi analisis kerja digunakan untuk mengembangkan persyaratan
kualifikasi minimum pekerjaan yang beragam. Kualifikasi minimum adalah tentang
penetapan standar pendidikan dan pengalaman yang diperlukan untuk memenuhi
syarat untuk pekerjaan.
Pertanyaan
penting lainnya untuk metode ini adalah sejauh mana penilai dapat menentukan
peringkat skala reliabilitas PK3L. Hal ini akan berlaku juga dengan metode
elemen pekerjaan. Sebuah studi oleh Van Iddekinge, Putka,
Raymark, dan Eidson (2005, dalam Brannick 2007) memberikan bukti positif. Mereka melihat secara mendalam sumber kesalahan ketika penilai menilai dua aspek dari 118 PK3L yang dikelompokkan menjadi 10 dimensi PK3L penting dan PK3L apa sajayang diperlukan pada saat masuk. Hampir 400 penilai di lima organisasi yang digunakan, Secara keseluruhan menentukan peringkat PK3L pada skala ini
menyamai atau melebihi 0,87, ini merupakan tingkat reliabilitas yang tinggi. Penilaian tidak dipengaruhi oleh tingkat jabatan, organisasi, atau fitur demografi penilai. Jadi dari study tersebut bisa disimpulkan bahwa tingkat skala reliabilitas penggunaan PK3L dalam sebuah seleksi atau pelatihan adalah mempunyai tingkat yang tinggi.
Raymark, dan Eidson (2005, dalam Brannick 2007) memberikan bukti positif. Mereka melihat secara mendalam sumber kesalahan ketika penilai menilai dua aspek dari 118 PK3L yang dikelompokkan menjadi 10 dimensi PK3L penting dan PK3L apa sajayang diperlukan pada saat masuk. Hampir 400 penilai di lima organisasi yang digunakan, Secara keseluruhan menentukan peringkat PK3L pada skala ini
menyamai atau melebihi 0,87, ini merupakan tingkat reliabilitas yang tinggi. Penilaian tidak dipengaruhi oleh tingkat jabatan, organisasi, atau fitur demografi penilai. Jadi dari study tersebut bisa disimpulkan bahwa tingkat skala reliabilitas penggunaan PK3L dalam sebuah seleksi atau pelatihan adalah mempunyai tingkat yang tinggi.
III. Desain Multimetode Pekerjaan dengan Kuesioner
1. Pengembangan dan
Struktur Multimetode
Pekerjaan dengan Kuesioner
Campion
dan Thayer (1985, dalam Brannick 2007) menjelaskan mengenai perkembangan dan
struktur Desain Multimetode
pekerjaan dengan Kuesioner melalui pengembangan prinsip-prinsip desain pekerjaan
yang diurutkan ke dalam empat kategori yaitu motivasi, mekanistik, biologis dan persepsi.
a. Motivasi
Ide
dasar dalam pendekatan motivasi adalah bahwa setiap orang ingin mendapatkan
pekerjaan yang berarti. Menurut pendekatan ini pekerjaan
harus dirancang berdasarkan beberapa keterampilan
dan mampu memberikan pekerja tanggung jawab untuk setiap hasil pekerjaannya.
b. Mekanistik
Ide
utama dalam pendekatan mekanistik adalah
efisiensi.
Pendekatan ini
dianalisis
untuk menemukan yang cara yang paling
efisien untuk melakukan sebuah pekerjaan dan semua orang diajarkan untuk melakukannya dengan cara tersebut.
c. Biologis
Prinsip-prinsip
desain dalam
kategori ini berasal
dari studi
tentang tubuh
manusia. Idenya
adalah untuk merancang
alat dan
konteks
kerja
berdasarkan
kemampuan tubuh manusia.
d. Persepsi
Ide
dari pendekatan persepsi adalah untuk merancang suatu pekerjaan dengan memberikan
cara bagaimana pekerja bisa
memproses suatu informasi melalui kemampuan panca inderanya.
2. Penelitian Multimetode Pekerjaan dengan Kuesioner
a.
Format
Multimetode
Pekerjaan dengan Kuesioner ini dikembangkan agar dapat digunakan oleh analis
terlatih, yang mengamati sebuah pekerjaan dan melakukan wawancara mapan sebelum
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dalam Multimetode Pekerjaan dengan
Kuesioner (Campion & Thayer, 1985 dalam Brannick 2007).
b.
Reliabilitas
(Keandalan)
Ada beberapa
jenis reliabilitas data yang dilaporkan dalam Multimetode Pekerjaan dengan
Kuesioner. Untuk format pengamat, perkiraan konsistensi internal untuk empat skala
reliabilitas yang baik adalah di atas 80. Untuk analis kerja skala reliabilitas
yang disepakati adalah pada empat skala reliabilitas yang baik juga yaitu mulai
dari 0,89-0,93 pada sampel dari 30 macam
pekerjaan. Untuk format incumbent konsistensi internal dilaporkan baik jika memenuhi tiga dari empat skala.
pekerjaan. Untuk format incumbent konsistensi internal dilaporkan baik jika memenuhi tiga dari empat skala.
c.
Korelasi
antara Skala Dengan Variabel lain
Skala dalam
analisis pekerjaan cenderung menunjukkan interkorelasi. Secara khusus skala
Motivational cenderung berkorelasi negatif dengan skala mekanistik dan skala Persepsi.
Dengan kata lain, pekerjaan tinggi pada skala Motivasi cenderung memiliki skor
yang rendah pada skala mekanistik dan skala Persepsi.
Campion dan
Thayer (1985, dalam Brannick 2007) Secara umum menemukan bahwa pekerjaan yang
tinggi pada skala Motivasi cenderung lebih memuaskan tetapi kurang efisien dan kurang
dapat diandalkan dalam kinerja sebuah pekerjaan. Pekerjaan yang tinggi pada
skala Mekanistik dan pada skala Persepsi cenderung efisien dan handal. Pekerjaan
yang tinggi pada skala Biologi cenderung lebih nyaman bagi para pekerja. Campion
dan Berger (1990, dalam Brannick 2007) menunjukkan bahwa Multimetode Pekerjaan
dengan Kuesioner sangat berhubungan dengan kompensasi untuk pekerjaan yang
berbeda juga.
d. Multimetode Pekerjaan dengan Kuesioner sebagai ukuran umum pekerjaan
Multimetode Pekerjaan
dengan Kuesioner berguna sebagai ukuran
umum pekerjaan dikarenakan Multimetode
Pekerjaan dengan Kuesioner telah memberikan struktur kerja yang jelas untuk
sebuah penilaian, dimana dalam Multimetode Pekerjaan dengan Kuesioner telah
diatur pengukuran kerja yang sistematis seperti analisis faktor yang bisa
digunakan dalam upaya memahami faktor
struktur yang mendasari sebuah pekerjaan dan untuk menguji kegunaannya sebagai ukuran umum pekerjaan. Analisis
faktor (lihat Bab 9) merupakan suatu metode yang
dapat digunakan untuk mengukur variabel yang berbeda dalam suatu kelompok
variabel yang melakukan pekerjaan secara bersama-sama. Dalam kasus ini,
variabel yang akan dikelompokkan adalah item dari Multimetode
Pekerjaan dengan Kuesioner tersebut.
Multimetode
Pekerjaan dengan Kuesioner juga muncul untuk menyediakan data yang mampu memprediksi
berbagai hasil kerja (kepuasan, efisiensi, kenyamanan). Lebih lanjut lagi Multimetode
Pekerjaan dengan Kuesioner menyediakan data yang berkaitan dengan kemampuan
pekerjaan seperti persyaratan dan kompensasi kerja.
IV.
Jaringan Informasi
Kerja
1.
Dorongan
untuk Jaringan Informasi Kerja
Kamus Judul
Kerja diproduksi oleh Departemen Tenaga Kerja AS. Kamus tersebut adalah merupakan
ensiklopedia sumber deskripsi kerja untuk lebih dari 9.000 pekerjaan. Kamus
Judul Kerja telah digunakan baik oleh pemerintah maupun
perusahaan sektor swasta dalam pencarian pegawai untuk sebuah pekerjaan dan sebagai sumber informasi untuk analisis pekerjaan. Sebagian besar Kamus Judul Kerja dikembangkan oleh Departemen Tenaga Kerja dengan menggunakan metode analisis jabatan fungsional. Analis pekerjaan yang terlatih akan melakukan pengamatan dan wawancara yang mapan dan kemudian meringkas pekerjaan dalam hal tugas dan beberapa penilaian.
perusahaan sektor swasta dalam pencarian pegawai untuk sebuah pekerjaan dan sebagai sumber informasi untuk analisis pekerjaan. Sebagian besar Kamus Judul Kerja dikembangkan oleh Departemen Tenaga Kerja dengan menggunakan metode analisis jabatan fungsional. Analis pekerjaan yang terlatih akan melakukan pengamatan dan wawancara yang mapan dan kemudian meringkas pekerjaan dalam hal tugas dan beberapa penilaian.
Jaringan Informasi
Kerja dimaksudkan untuk menggantikan Kamus Judul Kerja, akan tetapi hal
tersebut belum dapat dilakukan sepenuhnya. Kemajuan teknologi adalah salah satu
alasan utama kenapa jaringan informasi kerja begitu didorong perkembangannya
dalam menggantikan kamus judul kerja, karna melalui jaringan informasi kerja
yang tersaji dalam media internet siapa saja akan dimungkinkan dengan mudah
untuk mendapatkan informasi seputar pekerjaan. Konsep ini masih belum bisa
sepenuhnya dilakukan karena masih banyak perusahaan yang belum memiliki
jaringan internet yang memadai, sehingga informasi kerja secara keseluruhan
belum bisa didapatkan.
2. Model konten
jaringan informasi kerja
Model
konten jaringan informasi kerja terdiri dari enam set deskriptor, yaitu sebagai
berikut :
1. Persyaratan
Pekerja
2.
Persyaratan
pengalaman
3.
Karakteristik
Pekerja
4.
Persyaratan
Kerja
5.
Persyaratan
Pekerjaan Khusus
6. Karakteristik
Pekerjaan
DAFTAR PUSTAKA
Brannick,
Michael T., Levine, Edward L., Morgeson, Frederik P. (2007). Job and Work Analysis : methods, research,
and aplications for human resource management. London: Sage
Publications,Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar