STRATEGI
BELAJAR MENGAJAR
Oleh : BADAR KUMEIRA
Disampaikan pada Senior
Course (SC) tingkat Nasional
HMI Cabang Kerinci
A.
Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model
Pembelajaran
Pada
berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan istilah yang pada
dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan, atau pendekatan yang
dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Istilah
tersebut sering digunakan secara bergantian, walaupun pada dasarnya memiliki
kemiripan makna, namun pada dasarnya istilah-istilah tersebut memiliki
perbedaan satu dengan yang lainnya, sehingga seringkali orang menjadi bingung
dan sulit untuk membedakannya . Istilah-istilah tersebut adalah :
1.
Pendekatan pembelajaran
2.
Strategi pembela
jaran
3.
Metode pembelajaran
4.
Teknik Pembelajaran
5.
Model Pembelajaran
Istilah-istilah
tersebut biasanya digunakan oleh para perancang pembelajaran dan tenaga
pengajar untuk merencanakan suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien
di dalam kelas. Namun sayangnya masih banyak yang belum mengerti perbedaan dari
istilah-istilah tersebut, sehingga penggunaan istilah ini menjadi kurang tepat
pemakaiannya. Beranjak dari masalah tersebut maka dalam makalah ini akan
dibahas mengenai strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
a.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, dalam pembelajaran terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
b.
Strategi Pembelajaran
Dari
pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam
pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit
bahwa istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan
cara dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas sebagaimana
dikemukakan Newman dan Logan (Trianto, 2007) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha,
yaitu:
1.
Mengidentifikasi dan
menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2.
Mempertimbangkan dan
memilih jalan pendekatan utama (basic way)
yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3.
Mempertimbangkan dan
menetapkan langkah-langkah (steps)
yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4.
Mempertimbangkan dan
menetapkan tolak ukur (criteria) dan
patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur
tersebut adalah:
1.
Menetapkan spesifikasi
dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi
peserta didik.
2.
Mempertimbangkan dan
memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
3.
Mempertimbangkan dan
menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
4.
Menetapkan norma-norma
dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku
keberhasilan.
Sementara itu,
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J.R David, (Wina Senjaya, 2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
c.
Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber
belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan
jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan
menunjukkan berfungsinya strategi dalam kegiatan pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang
kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (Trianto, 2007),
metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai
sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata Method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk
memeroleh sesuatu.
Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik,
logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam
pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Metode
dalam Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan
disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
d.
Teknik Pembelajaran
Selanjutnya
metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan
demikian, Teknik Pembelajaran dapat
diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan
jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya
secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan
kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
e.
Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
dari strategi, metode, atau teknik. Apabila antara pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh
maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Menurut
Trianto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Menurut Tabrani Rusyan dkk
(Djamarah, 1995) terdapat berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar
mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai berikut :
a.
Konsep dasar belajar mengajar
Konsep dasar belajar
mengajar meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah laku, 2) Menentukan pilihan berkenaan dengan
pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, 3) Memilih prosedur, metode dan
teknik belajar mengajar, dan 4) Menerapkan norma dan kriteria keberhasilan
kegiatan belajar mengajar.
b.
Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
Setiap kegiatan belajar
mengajar mempunyai sasaran atau tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari
yang sangat operasional dan konkrit, yakni Tujuan
Instruksional Khusus dan Tujuan
Instruksional Umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai kepada tujuan
yang bersifat universal.
c.
Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
Belajar mengajar selaku
suatu sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Komponen-komponen dalam belajar mengajar antara lain adalah Tujuan, bahan,
siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi.
d.
Hakikat Proses Belajar
Belajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan
dalam belajar mengajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme dan
pribadi. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan.
e.
Entering Behavior Siswa
Hasil kegiatan belajar
mengajar tercermin dalam perubahan perilaku siswa. Yang dipersoalkan adalah
kepastian bahwa tingkat prestasi yang dicapai siswa itu apakah benar-benar
merupakan hasil belajar mengajar yang bersangkutan atau tidak. Untuk
kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik peserta didik
sebelum proses pembelajaran dilangsungkan. Tingkat dan jenis karakteristik
perilaku yang dimiliki oleh peserta didik ketika akan mengikuti kegiatan
belajar mengajar dimaksudkan dengan Entering
Behavior Siswa.
f.
Pola-pola Belajar Siswa
Robert M. Gagne (Djamarah,
1995) membedakan pola belajar kedalam delapan tipe, dimana antara satu dengan
lainnya saling berhubungan secara hirarkis. Berikut delapan tipe pola belajar
yang dimaksudkan tersebut :
1.
Belajar tipe 1 : Signal Learning (belajar Isyarat)
2.
Belajar tipe 2 : Stimulus-Respons (belajar dengan proses Stimulus-Respons)
3.
Belajar tipe 3 : Chaining (Rantai atau Rangkaian)
4.
Belajar tipe 4 : Verbal Association (Asosiasi Verbal)
5.
Belajar tipe 5 : Discrimination Learning (belajar
diskriminasi)
6.
Belajar tipe 6 : Concept Learning (belajar konsep atau
pengertian)
7.
Belajar tipe 7 : Rule Learning (belajar aturan)
8.
Belajar tipe 8 : Problem Solving (Pemecahan Masalah)
g.
Memilih Sistem Belajar Mengajar
Ketepatan seorang pengajar
dalam memilih sistem belajar mengajar yang akan digunakan sangat penting dalam membantu
tercapainya tujuan pada suatu proses kegiatan pembelajaran.
h.
Pengorganisasian Kelompok Belajar
Pengorganisasian kelompok
belajar dimaksudkan untuk menyesuaikan metode dan teknik pembelajaran yang akan
digunakan, minsalnya jika hanya ada 1 orang peserta didik yang akan ditangani,
maka metode yang sesuai untuk digunakan mungkin adalah konsep belajar mengajar
tutorial. Sedangkan untuk kelompok yang besar bisa digunakan metode ceramah,
tentunya dengan teknik yang bervariasi sesuai dengan kemampuan pengajar.
i.
Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
Komponen-komponen yang
digunakan dalam Pengelolaan proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan 3. Pengarahan
2.
Pengorganisasian 4. Pengawasan
C.
Menyusun Strategi Pembelajaran
Dick dan Carey (M. Atwi,
2012) mengatakan “Instructional Strategy
is used generally to cover the various aspect of choosing a delivery system,
sequencing and grouping cluster of content, describing learning components thet
will be included in the instruction, specifying how students will be grouped
during instruction, establishing lesson structure, and selecting media for
delivering instruction”. Istilah strategi instruksional (pembelajaran)
meliputi berbagai aspek dalam memilih suatu sistem pelaksanaan pembelajaran,
mengurutkan dan mengelompokkan isi pembelajaran, menjelaskan komponen-komponen belajar
yang akan dimasukkan dalam pembelajaran, menentukan cara mengelompokkan peserta
didik selama pembelajaran, membuat struktur pelajaran dan memilih media untuk
pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Dick dan Carey (M.
Atwi, 2012), komponen belajar yang lengkap dari suatu strategi instruksional
terdiri dari lima komponen kegiatan pembelajaran yaitu :
1.
Tahap awal pembelajaran (preintructional activities),
2.
Penyajian isi (content presentation),
3.
Partisipasi peserta didik (learner partisipation),
4.
Penilaian (assessment), dan
5.
Kegiatan tindak lanjut (follow-trough activities).
Secara umum komponen
strategi pembelajaran dirangkum menjadi tiga tahap kegiatan pembelajaran yaitu
:
1.
Tahap Pendahuluan (deskripsi
singkat isi, relevansi & manfaat)
2.
Tahap Penyajian (uraian, contoh,
latihan, tes formatif, rangkuman, dan glosarium)
3.
Tahap Penutup (umpan balik, tindak
lanjut, dan jumlah waktu)
Penyusunan strategi pembelajaran
haruslah mengacu pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai kriteria
utama. Disamping itu, penyusunan tersebut didasarkan pula atas pertimbangan
lain yaitu hambatan yang mungkin dihadapi pengembang pembelajaran atau pengajar
seperti waktu, biaya, dan fasilitas. Tidak ada strategi yang tepat dan efektif
dalam mencapai semua tujuan. Urutan tahap penyajian pembelajaran, minsalnya,
belum tentu selalu UCL (uraian, contoh, dan latihan) mungkin dapat berbentuk
CUL sesuai dengan kebutuhan dalam penyusunan strategi pembelajaran tersebut.
Sedangkan urutan kegiatan untuk tahap Pendahuluan dan Penutup tampaknya tidak
perlu mengalami perubahan.
DAFTAR RUJUKAN
Hamzah B. Uno
dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan
PAILKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara.
M. Atwi
Suparman. 2012. Desain Instruksional
Modern. Jakarta: Erlangga.
Syaiful BD dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto.
2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Wina Sanjaya. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar